Tujuh Cara Ayat Al-Qur'an Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
SahabatBaca - Ramadhan 2022 merupakan waktu yang tepat memupuk pahala. Salah satu tindakan memupuk pahala dengan beribadah, seperti membaca Alqur'an.
Allah SWT telah berjanji akan melipatgandakan pahala bagi mereka yang beribadah di bulan Ramadhan.
Agar beribadah semakin khusyuk, ada baiknya seseorang mengetahui sejarah atau latar belakang dari suatu ibadah. Membaca Al-qur'an merupakan ibadah yang sangat dianjurkan di bulan puasa.
Selain pahalanya dilipatgandakan, mulut akan bebas dari perilaku menggunjing yang tentu merupakan perbuatan dosa.
Lalu, bagaimana Al-Qur'an diturunkan? Berikut ini penjelasannya.
Al-Qur'an merupakan kitab suci ummat Islam berisi wahyu-wahyu yang diturunkan kepada Rasullah Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman hidup.
Menurut Syekh Shafiyarrahman Al-Mubarakfuri dalam bukunya Sirah Nabawiyah (2012, Pustaka Al-Kautsar). Mengutip Ibnu Qayyim, dijelaskan bahwa ada tujuh cara Allah SWT menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.
Pertama, dimulai dari mimpi. Allah menurunkan wahyu untuk pertama kali lewat mimpi.
Kedua, lewat bisikan dalam jiwa dan hati Nabi tanpa dilihatnya.
إنَّ رُوحَ القُدُسِ نفثَ في رُوعِي ، أنَّ نفسًا لَن تموتَ حتَّى تستكمِلَ أجلَها ، وتستوعِبَ رزقَها ، فاتَّقوا اللهَ ، وأجمِلُوا في الطَّلَبِ ، ولا يَحمِلَنَّ أحدَكم استبطاءُ الرِّزقِ أن يطلُبَه بمَعصيةِ اللهِ ، فإنَّ اللهَ تعالى لا يُنالُ ما عندَه إلَّا بِطاعَتِهِ
"Sesungguhnya Ruhul-Qudus menghembuskan ke dalam diriku, bahwa suatu jiwa sama sekali tidak akan mati hingga disempurkan Rezekinya. Maka bertakwalah kepada Allah, baguskan dalam meminta, dan janganlah kalian menganggap lamban datangnya rezeki, sehingga kalian mencarinya dengan cara mendurhakai Allah, karena apa yang di sisi Allah tidak akan bisa diperoleh kecuali dengan menaati-Nya."
Ketiga, Nabi Muhammad diperlihatkan sosok malaikat yang berwujud serupa laki-laki. Sosok itu berbicara dengan Nabi. Sosok itu kadang dilihat para sahabat.
keempat, wahyu yang datang menyerupai gemerincing lonceng. Di sini, Nabi tak dapat melihat malaikat, bahkan dahinya berkerut hingga berkeringat meski udara dingin.
Kelima, Malaikat memperlihatkan wujud aslinya. Peristiwa seperti ini pernah terjadi dua kali kepada Nabi. Malaikat mendatangi Nabi untuk menyampaikan wahyu seperti yang dikehendaki Allah kepada beliau. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam surat An-Najm.
Keenam, Nabi melakukan Isra Mi'raj untuk mendapat wahyu dari Allah untuk melaksanakan Sholat.
Ketujuh, Allah berfirman langsung kepada Nabi tanpa ada perantara. Ini serupa peristiwa Nabi Musa yang menerima wahyu dari Allah. ***